Momen Seru Gowes Bareng Anak - Menularkan Cinta Sepeda

Saya ingat ketika masih kecil, bersepeda selalu menjadi saat yang menyenangkan. Dan ternyata sampai sekarang, saya masih menikmatinya. Mengayuh kereta angin pulang dari kantor membuat beban dikepala kembali fresh dan ringan. Bersepeda sambil menikmati perjalanan memberikan keasikan tersendiri yang tidak bisa didapat dari yang lain. Pengalaman inilah yang ingin saya tularkan ke anak-anak. Saya ingin mereka juga bisa menikmati keasikan bersepeda. Lumayan kan kelak saya ada yang menemani gowes. Bapak anak gowes bareng-bareng, pasti seru.

Kebetulan hari ini adalah hari pertama libur mid semester. Hari masih pagi sekitar jam 05:30. Di timur matahari mulai bercahaya. sepagi ini anak-anak sudah bangun, begitu bersemangat karena mau diajak ayahnya gowes. Fe sudah siap dengan sepeda gowes anak yang baru saya belikan, sedang Aksa nanti cukup bonceng di boncengan sepeda saya, karena memang belum bisa naik sepeda. Di luar nia, anak tetangga kami ternyata juga siap bergabung untuk gowes bersama. Melihat anak-anak begitu gembira, membuat saya bersemangat menyambut pagi ini. Oke, peserta kali ini saya, Fe, Aksa dan Nia. Momy tidak ikut karena sibuk menyiapkan sarapan. Rute kali ini tidak jauh-jauh, hanya seputar kompleks.

Sepeda lipat Ace AirWalk
Seli Airwalk siap dengan boncengan buat Aksa

Fe dan Nia siap dengan sepeda masing-masing

Saat melihat Fe dan Nia mengayuh sepedanya, ke arah matahari terbit, dari belakang seperti melihat dua anak yang sedang bersemangat menyongsong masa depan. Doa ku semoga kalian menjadi anak-anak yang berhasil. dan semoga saya bisa mengantarkan mereka menuju gerbang sukses. Setidaknya saat ini saya sedang mengantar mereka gowes sukses 3x.
gowes menyongsong pagi
Menyongsong pagi

Tujuan pertama bersepeda menuju pintu air. Ada beberapa alternatif jalur ke sana. Tapi saya sengaja mengambil rute jalan perumahan yang sepi. Selain cukup aman dilalui, saya juga bisa mengenalkan mereka dengan lingkungan jalan jalan disekitar tempat tinggalnya. Jadi tidak perlu khawatir tersesat jika mereka keluar rumah. Sekitar 10 menit, kami sampai ke lapangan bola yang ada di samping gereja GKJ Sabda Winedar. Kebetulan di dekat lapangan ada mural 3D. Tepatnya di depan wedangan Kebon Ndeso. Jadi mampir sebentar menyempatkan untuk foto-foto.

Mural 3D depan Wedangan Kebon Ndeso
Mural 3D depan Wedangan Kebon Ndeso
Dari lapangan kami lanjutkan perjalanan ke pintu air yang jauhnya hanya sekitar 10 menit perjalanan, menyusuri saluran irigasi yang sekarang juga dimanfaatkan untuk beternak ikan. Di sekitar sini memang banyak yang beternak ikan, memanfaatkan saluran irigasi maupun parit. Meskipun sepertinya efektif, beternak ikan seperti ini bukannya tanpa resiko. Baru saja mereka terpaksa memanen ikannya gara2 banyak yang hampir mati karena suhu air yang tiba-tiba berubah dingin. Tahun sebelumnya malah pernah gagal panen karena air meluap akibat pintu air terpaksa dibuka. Akhirnya sampai juga di pintu air Klodran.

Pemandangan di sekitar pintu air ini cukup indah. Apalagi suasana pagi yang masih begitu segar. Di sini kita bisa melihat air terjun kecil yang meskipun tingginya hanya sekitar 7 meter tapi sudah serasa sedang di Niagara. Pemandangan sungai yang sedikit berkabut begitu memukau. Tampak beberapa orang sedang sibuk memancing di pinggir sungai. Anak-anak tampak begitu menikmati, sambil bermain gembira. Cuma saya yang agak sedikit tegang karena perlu ekstra hati menjaga mereka. Jangan sampai jatuh nyemplung ke sungai he 3x.


pintu air Klodran, colomadu
Aksa, Nia, Fe di depan pintu air Klodran, colomadu


pintu air klodran
Berpose dengan latar belakang air terjun niagara KW.
Lepas puas bermain di pintu air, kami kembali gowes pulang, tapi ambil jalur sedikit memutar. Memasuki jalan kampung Mantren kembali. menyusuri gang-gang dari perumahan satu ke perumahan lainnya. sampai di kampung Pepe jalannya sedikit unik penuh warna. Menyusuri jalan yang masih diwarnai pernak-pernik sisa-sisa perayaan Tujuh belas Agustus memberikan keasikan tersendiri. Sisi kanan kiri jalan di cat warna-warni, ditambah lukisan-lukisan asik di setiap perempatan yang kami jumpai. Sungguh ide yang sangat unik dan kreatif. Semoga lukisan-lukisan ini tetap awet adanya.

Jalan warna - warni
Jalan warna - warni

gowes pulang ke rumah
Perjalanan pulang

Tanpa terasa sudah hampir dua jam saya dan anak-anak gowes keliling. Mampir dulu di BeautyMart membeli minuman pelepas dahaga. Seperti biasa Aksa terlihat mulai ngantuk di boncengan sepeda. Mungkin kecapean karena terus berceloteh sepanjang perjalanan. Sampai di rumah, sudah terhidang sarapan pagi plus teh hangat. Sambil sarapan Fe asik bercerita tentang pengalamannya pagi ini.


Sungguh hari yang menyenangkan. Satu lagi yang bisa saya maknai, bahwa bahagia itu sederhana. sesederhana mengayuh sepeda. Dan racun sepeda ini kelihatanya mulai menular ke anak-anak.

Posted in . Bookmark the permalink. RSS feed for this post.

Leave a Reply

Search

Swedish Greys - a WordPress theme from Nordic Themepark. Converted by Lite Themes.