Archive for October 2018

Faktor yang Paling Berpengaruh Terhadap Kecepatan Sepeda

Bicara mengenai kecepatan sepeda, sebenarnya berapa sih rata-rata top speed yang bisa diraih para cyclist? Dari situs Wikipedia kita bisa menemukan rekor kecepatan sepeda saat ini yang dipegang oleh Denise Mueller-Korenek dengan kecepatan sepeda mencapai 296.009 km/h atau sekitar 183.932 mph, pada permukaan jalan landai dan datar. Untuk bisa mencapai kecepatan fantastis seperti itu tentu saja diperlukan sepeda road bike khusus (custome bicycle) serta stamina yang prima dari rider itu sendiri. Terkadang saya berangan-angan seandainya bisa memiliki sepeda yang enak dibawa ngebut tentu akan sangat menyenangkan dan membantu. Setidaknya dengan sedikit tenaga kayuhan bisa melesat minimal 80km/jam. Wah saya yakin bukan cuma saya yang punya khayalan seperti ini. Pasti banyak pedalis yang juga mengangankannya. Berikut ini faktor yang paling berpengaruh terhadap kecepatan sepeda sesuai dengan tipe rute yang dilalui:

Flat Land Speed

Bicycle flat road speed
Image credit to: www.bikeradar.com
Untuk tipe jalan yang cenderung datar, lancar dan halus, akselerasi menjadi kurang begitu penting apalagi top speed lebih mudah diraih. Untuk meraih top speed maksimal, faktor yang paling berpengaruh adalah, wheelset, drive train, gearing serta aerodinamika.
  1. Wheelset yang tepat:
    • Pemilihan ukuran diameter ban. Semakin besar diameter ban akan menghasilkan rolling yang lebih bagus untuk sepeda mencapai kecepatan maksimal. Saat ini ukuran rim 27.9 serta 29 sudah mulai banyak diproduksi dan semakin populer dikalangan roadbike maupun MTB.
    • Material dan patern ban. Untuk medan cenderung aspal, material silk atau semi slick dengan patern yang tidak telalu ramai
    • Tekanan ban yang tepat. Tekanan maksimal akan memberikan gaya hambatan yang semakin kecil sehingga akan turut meningkatkan laju sepeda. Namun tekanan ban yang terlalu keras juga akan mengurangi kemampuan sepeda dalam meredam getaran. Ini akan sangat terasa pada sepeda nonsuspensi atau yang masih memakai fork rigid. Pada kebanyakan ban, tekanan yang direkomendasikan dicetak pada sidewall. Tekanan ban yang direkomendasikan sering ditulis dalam rentang misal “35-65 psi (pound per inci persegi). Ambil contoh jika rekomendasi yg tercetak adalah, 35-65 psi, ini berarti 65 psi adalah angka tekanan yang cocok untuk jalan aspal/raya/trotoar dan jalan yang cenderung halus dan datar. Sedangkan untuk medan offroad dan cenderung rusak, rentang tekanan idealnya antar 35 sampai 40 psi, pada range tersebut ban akan memiliki kemampuan maksimal dalam menyerap jalan berbatu dan gundukan, serta menawarkan traksi yang lebih besar untuk kontrol dan penanganan.
    Anda benar-benar perlu bereksperimen untuk menemukan tekanan ban yang paling ideal untuk Anda.
     
  2. Drive train gearing. Semakin kecil rear cassette serta semakin besar ukuran crank akan menghasilkan putaran yang semakin cepat. Tentu saja ini harus diimbangi dengan kekuatan dengkul kita. Karena kombinasi diatas membawa konsekwensi kayuhan awal yang semakin berat.
     
  3. Masalah aerodinamis.
    • Pemilihan pakaian (jersey) yang ketat, serta helm yang memiliki bentuk aerodinamika yang baik akan mengurangi hambatan angin saat kita melewati tanjakan.
    • Panjang handlebar. Berbeda dengan sepeda MTB yang membutuhkan lebar stang yang lumayan panjang. Untuk pemakaian jalan datar, usahakan memilih stang dengan lebar yang pendek. Maksimal selebar renrtang bahu kita. Ini untuk mengurangi hambatan angin sat kita menmacu sepeda. Pemakaian Aero Bar / TT Bar yang biasa digunakan pada sepeda jenis Road Bike. TT Bar akan menyumbangkan keuntungan yang lumayan besar untuk mencapai posisi mengendara yang aerodinamis. Sayangnya handling menjadi susah, jadi tidak disarankan untuk dipakai dalam group atau untuk rider pemula. Dan pastikan jalur yang akan dilewati benar-benar halus dan datar.
     
  4. Fitting sepeda, pastikan kita menemukan posisi yang paling tepat untuk mengoptimalkan relasi antara masalah aerodinamis, power, dan kenyamanan.

Cycling in Traffic (busy road conditions)

Untuk kondisi jalan raya yang cenderung semrawut seperti jakarta dan kebanyakan kota besar lainnya, faktor yang paling berpengaruh terhadap kecepatan sepeda adalah akselerasi. Akselerasi atau percepatan adalah perubahan kecepatan pada suatu waktu tertentu. Pada kondisi jalan perkotaan yang ramai dan macet, kita akan lebih banyak melakukan pengereman. Meskipun top speed sulit diperoleh tapi kecepatan rata-rata bisa ditingkatkan secara maksimal. Pada kondisi seperti ini, semakin cepat waktu yang dibutuhkan sepeda untuk menambah kecepatan (akselerasi) akan semakin baik.

Lalu faktor apa saja yang paling mempengaruhi akselerasi sebuah sepeda?
  1. Weight. Berat sepeda memberi kontribusi cukup besar terhadap akselerasi. Semakin ringan sepeda dan beban yang diangkut, akan semakin baik akselerasinya.
  2. Rims. Diameter rims juga akan menentukan percepatan maksimal yang bisa diraih sebuah sepeda. Semakin kecil diameter rims akan semakin baik akselerasinya. Selain itu rim dengan ukuran kecil juga akan memampukan sepeda untuk bermanuver diantara kepadatan lalulintas dengan lebih baik. itulah alasanya mengapa sepeda BMX kebanyakan menggunakan ukuran roda 20" dan bukan 26 atau 27.5 inche.
  3. Gearing. Single gear dengan kombinasi cog dan crank yang tepat akan memberikan performa akselerasi terbaik dibandingkan dengan multi gears (geared bike). Contoh paling mudah adalah sepeda yang digunakan oleh para kurir sepeda (bike messenger). Kebanyakan lebih memilih sepeda fixie yang identik dengan single gearnya. Pertanyaannya adalah berapa gear ratio yang paling ideal itu? Banyak yang memberikan masukan gear ratio ideal untuk jalan di perkotaan adalah 44:16 dan 46:16 (crank : cog). kombinasi gear 44/16 atau juga sering ditulis dengan istilah ratio 2.75, memberikan kemampuan akselerasi optimal dengan top speed yang tidak terlalu baik. Kombinasi ini akan memberikan kecepatan rata-rata optimal dan sangat nyaman digunakan untuk commuting harian dan bike to work di daerah perkotaan. Namun jika ingin mendapatkan top speed lebih baik, Anda bisa memilih kombinasi 46:16 atau sering disebut juga dengan istilah ratio 2.88. Namun saya rasa masalah gear ratio ini cukup personal. Untuk itu kita perlu mencoba berbagai kombinasi ukuran gear hingga menemukan gear ratio yang paling tepat.

Road climbing
image credit to: emcbikes.wordpress.com

Climbing / tanjakan

  1. Weight. Selain gearing, untuk medan tanjakan, berat sepeda menjadi faktor yang paling penting yang mempengaruhi kecepatan sepeda. Pada medan tanjakan. Apalagi tanjakan dengan jarak yang cukup panjang, semakin ringan sepeda akan mengurangi beban kayuhan sehingga bisa menghasilkan laju sepeda yang lebih cepat dan stabil.
  2. Frame sepeda yang paling cocok adalah model sepeda MTB atau hybrid yang menghasilkan posisi mengendara cenderung lebih tegak. Posisi sedikit lebih tegak akan menolong kita bernapas dengan benar. Memnbuat bahu, leher seerta punggung menjadi lebih santai saat gowes di tanjakan. Penambahan bar end (tanduk) pada handlebar akan membantu rider menemukan posisi stering yang paling efisien dan optimal untuk menyalurkan tenaga pada kayuhan.
  3. Rigid is better. Jika medan tanjakan berupa aspal, penggunaan fork rigid akan lebih efektif dibandingkan memakai fork suspensi. Fork rigid akan mencegah.
  4. Gearing. Cassette jenis megarange akan sangat menguntungkan karena top gear nya memiliki jumlah gigi (tooth) lebih banyak hingga kayuhan sepeda bisa lebih ringan saat menanjak. Untuk crankset , melengkapi sepeda dengan chainring 36T akan cocok digunakan pada medan tanjakan curam.
Jadi meskipun ada pendapat yang mengatakan yang penting adalah dengkulnya, tapi pemilihan part dan setting sepeda yang tepat tentu saja tetap bisa memberikan kontribusi yang cukup berarti pada performance sepeda itu sendiri. Istilahnya membeli kecepatan. Ya kecepatan sepeda bisa dibeli melalui pemilihan komponen-komponen sepeda yang tepat. Tapi itu akan percuma tanpa diimbangi dengan latihan fisik, teknik serta kematangan mental pedalis itu sendiri.

Posted in | Leave a comment

Memilih Bahan Jas Hujan Khusus Sepeda

Yang paling dibutuhkan saat bersepeda dimusim hujan tentu saja raincoat atau jas hujan. Masalah saat ini kebanyakan waterproof yang digunakan untuk material raincoat hanya berbasis cairan yang prosesnya justru cenderung menyumbat semua pori-pori fabric (kain), membuat kain tidak lagi memiliki kemampuan untuk bernafas seperti yang seharusnya. Saat digunakan jas hujan akan menghasilkan apa yang disebut ‘boil in the bag’ effect. Kondisi dimana suhu tubuh cepat meningkat akibat panas tidak bisa mengalir keluar. Jadi meskipun tidak basah karena hujan, tetap saja tubuh jadi basah kuyup oleh keringat. Jika terlalu lama dibiarkan, bisa menyebabkan dehidrasi dan ini berbahaya.

Untuk itu kita perlu cerdas dalam memilih bahan raincoat yang akan kita pakai. Idealnya waterproof jaket pesepeda selain tahan air juga harus memiliki kemampuan untuk bernafas (breathability), Untuk memungkinkan panas yang dihasilkan tubuh saat mengayuh sepeda bisa mengalir keluar dengan mudah. Jadi dalam memilih jas hujan yang tepat untuk aktifitas gowes, kita perlu mengenali tipe pelapis waterproof yang menyertainya.

Bahan jas hujan apa yang paling cocok untuk bersepeda?

Ada dua istilah yang banyak dijumpai pada produk jaket ataupun jas hujan:

Water-resistant: Merupakan fabrik/kain yang hanya mampu menghadapi hujan ringan untuk waktu yang singkat. Jika curah hujan tinggi atau mulai gerimis, ini tidak akan sesuai. Jaket berbahan parasit adalah contohnya.

Waterproof / nonbreathable: Fabric tahan air bahkan ketika melewati hujan lebat. Sayangnya hampir tidak berpori hingga menyebabkan gerah saat dipakai lama. Contoh yang saat ini paling populer adalah Jas hujan dengan bahan plastik PVC.

Waterproof / breathable: Fabric yang memungkinkan udara lembab bisa keluar, sehingga bisa meminimalisir gerah. cocok untuk digunakan saat beraktifitas tinggi, seperti lari dan berspeda.. Akan kita bahas lebih lanjut.
Pada prinsipnya, waterproof breathable memiliki 2 fungsi yaitu :

  • Menolak permbesan cairan dari luar seperti air hujan, salju, menjaga pemakai dan pakaian dalamnya tetap kering.
  • Memberikan jalan keluar bagi uap tubuh, serta menjaga suhu tubuh agar tetap nyaman dalam beraktifitas ketika hujan.
Dimulai tahun 1978 ketika Gore-tex berhasil menciptakan pakaian luar  waterproof breathable dengan teknik laminasi, yang kemudian menjadi populer. Produsen lainnya seperti eVent, Sympatex, MemBrain Strata pada gilirannya berhasil mengembangkan teknologi yang bisa menghasilkan kain yang tahan hujan tanpa mengurangi kemampuannya untuk bernafas (rain protection and breathability). Diantaranya adalah:

HYDRO-DRY. Coating yang menggunakan cairan kimia ini menghasilkan kain waterproof sekaligus breathable. Hydro-dry biasa dipakaikan pada bahan Nylon Polyamide, Polyester serta bahan yang mengandung 100% Tactel Microfibre yang sangat kuat dan tahan sobek, tanpa batas tertentu.

LOWEALPINE TRIPLE POINT CERAMIC. Ini merupakan perpaduan antara Polyurethane Coating dengan jutaan partikel keramik, hingga mampu menghasilkan kain yang bisa mengeluarkan uap panas dari tubuh si pemakai sekaligus menahan  air dari luar masuk meresap ke dalam. Untuk membuatnya lebih baik biasanya bagian luar kain akan dilapisi lagi dengan Durable Water Repellecy (DWR). Triple Point Ceramic memiliki sifat mengikat kuat pada setiap anyaman benang secara langsung, sehingga lapisan tersebut tidak cepat rusak atau luntur, baik pada bagian siku atau bahu.

GORE-TEX. bahan ini terbuat dari perpaduan bahan Poly Tetra Fluro Ethylene (PTFE) dan polyakylene oxide yang dilapiskan pada permukaan kain. PTFE akan mengembang setelah terkena udara, menghasilkan Microporous Membrane yang memiliki kurang lebih sembilan juta pori-pori untuk setiap inci perseginya. Setiap pori-pori bersifat 700 kali lebih besar dari molekul uap air, tetapi 20.000 kali lebih kecil dari butiran tetesan air (hujan, dan sebagainya). Sedangkan polyakylene oxide memiliki sifat oleophobic (oil hating) dan tahan terhadap pengaruh kontaminasi. lapisan Hydrophobic ini menjadikan air bergumpal seperti manik-manik yang menebar pada permukaan kain, dan mengalir turun tanpa merembes ke kain utama. Sistem ini mampu menjaga Breathability dari kain tersebut. Sayangnya bahan ini tidak tahan lama hingga perlu dilapisi ulang atau ditambah dengan lapisan pelindung (layer) supaya tidak mudah rusak dan menambah kuat terhadap friksi / gesekan dari kulit yang ditimbulkan oleh si pemakai.

Shimano Explore Rain Jacket
Main body: 100% Polyamide, Polyurethane breathable waterproofing

Teknologi waterproof breathable ini sebenarnya juga memiliki batasan-batasan. Jadi ketika Anda membeli sebaiknya memperhatikan ketiga spek berikut: spek: moisture vapour transmission rate; hydrostatic dan air permeability.
  • Moisture vapour tranmission: kemampuan jaket dalam menyalurkan uap yg yg dihasilkan dalam tubuh menuju keluar jaket.
  • Hydrostatic head: Kemampuan lapisan waterproof dalam menahan gangguan dari luar berupa air dan salju, disitu tertulis 5.000mm yg artinya adalah jaket mampu menahan 5.000 mm curah hujan dalam 1 hari tanpa terjadi kelembaban yg masuk pada jaket
  • Air permeability: Kemampuan membran (jaket) dalam meloloskan partikel (dalam studi kasus ini partikel nya adalah udara) untuk menembusnya (menembus bahan jaket).
Informasi mengenai cara membaca spesifikasi waterproof brethable sebuah produk jaket bisa dibaca secara lengkap melalui tautan berikut ini:

source: membaca spesifikasi waterproof brethable dalam sebuah produk jaket

Masalah teknik jahitan

Selain bahan waterproof teknik jahitan juga perlu diperhatikan. Sebab percuma jika bahannya bagus namun jahitannya tidak rapat. Air tetap bisa merembes kedalam melalui lubang jahitan yang ada. Cara yang paling umum digunakan produsen jas hujan adalah dengan menutup jahitan menggunakan pelapis dari bahan plastik (seam sealing), untuk mencegah air merembes ke dalam.

Jadi sekiranya memungkinkan akan lebih baik jika kita memilih jas hujan dengan bahan polyester dangan teknologi GORE-TEX. Sebab jas hujan seperti ini sudah dilengkapi dengan kemampuan breathable. Sayangnya harga yang ditawarkan rata-rata mahal. Di Amazon paling murah sekitar $150.00.

Alternatif solusi

Solusi murah meriah pakai mantol plastik 5,000 an yang bahanya mirip tas kresek. Saya beli yang satu paket dengan celana seharga 10,000 an. Memang jauh dari kata awet, tapi cukup nyaman dipakai gowes hujan-hujanan. Karena tipis, meskipun tidak berpori, tapi tubuh tidak terasa gerah karena suhu dingin dari luar cukup untuk mendinginkan panas tubuh kita.

Solusi murah pakai raincoat plastik tipis.
credit: tokopedia.com
Keuntungan menyediakan Jas Hujan Plastik adalah:
  • Praktis. Karena bisa dilipat sangat tipis hingga dimasukkan saku jaket atau tas. bobotnya juga super ringan. Jadi tidak ribet dan makan tempat jika dibawa saat gowes.
  • Harganya murah.
  • Bahan tipis memiliki keuntungan bisa menggunakan hawa dingin dari luar untuk Mampu menetralkan panas tubuh hingga tidak gerah.
Kelemahan:
Sangat tidak awet, hanya bisa dipakai beberapa kali saja. Jadi akan lebih sering beli ulang. Untungnya harganya cukup murah.

Posted in , | Leave a comment

Search

Swedish Greys - a WordPress theme from Nordic Themepark. Converted by Lite Themes.